Sabtu, 12 Maret 2016


MONOSAKARIDA


1.        Pengertian Karbohidrat

Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari  beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

            Pembentukan karbohidrat di alam terjadi dalam tumbuh-tumbuhan dalam proses yang disebut fotosintesis. Tumbuh-tumbuhan mengandung klorofil yang merupakan katalisator untuk perubahan CO2 + H2O menjadi glukosa dengan adanya sinar matahari

            Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan menyerap dan menggunakan enersi matahari untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO2 dari udara dan air(H2O) yang berasal dari tanah. Enersi kimia yang terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi, buah dan biji-bijian. Karbohidrat mempunyai rumus umum (CH2O)n.

             Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karena itu, karbohidrat merupakan suatu  polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa), atau turunan senyawa-senyawa tersebut.

2.        Penggolongan Karbohidrat

Karbohidrat dibagi menjadi beberapa kelas atau golongan sesuai dengan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi menjadi tiga kelas  pokok:

 1.Monosakarida

             Monosakarida ialah karbohidrat sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas  beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.

Gliseraldehida dapat disebut aldotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus aldehida. Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus keton.
Monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon disebut tertosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah contoh aldotetrosa dan eritrulosa adalah suatu ketotetrosa. Pentosa ialah monosakarida yang mempunyai lima atomkarbon. Contoh pentose adalah ribose dan ribulosa.

Ø 
                                    
a)      Ciri – Ciri Monosakarida
Ø  Kristal monosakarida tidak berwarna dan larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut non polar.
Ø   Umumnya monosakarida berasa manis.
Ø    Susunan atom pada monosakarida tidak bercabang.
Ø   Satu atom dari atom karbon membentuk ikatan ganda dengan atom oksigen membentuk gugus karbonil.
Ø   Bila gugus karbonil ini membentuk pada ujung rantai karbon, monosakarida ini memiliki aldehid sehingga disebut aldosa, dan apabila gugus karbonil terbentuk pada atom karbon yang lain, monosakarida ini adalah suatu keton dan disebut ketosa.
Ø   Diantara monosakarida glukosa (aldosa) dan fruktosa (ketosa) adalah yang paling banyak terdapat dialam.
Ø   larutannya bersifat optis aktif.
Ø   larutan monosakarida yg baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran disebut mutarrotasi.
Ø   semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula pereduksi

b)     Macam – Macam Monosakarida

Berikut macam-macam monosakarida : dengan ciri utamanya memiliki jumlah atom C berbeda-beda :
1)      Triosa ( C3)    : Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
2)      Tetrosa (C4)  : threosa, Eritrosa, xylulosa
3)      Pentosa (C5)  : Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa
4)      Hexosa (C6)  : Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa
5)      Heptosa (C7) : Sedoheptulosa

·                     Aldosa (mis: Glukosa) memiliki gugus aldehid pada salah satu ujungnya.


·                     Ketosa (mis: Fruktosa) biasanya memiliki gugus keto pada atom C2
c)      Bentuk Cincin Monosakarida

Gugus karbonil aldehid bersifat reaktif dan dengan mudah mengalami nukleifilik yang diambil oleh atom oksigen dari gugus hidroksil untuk menghasilkan hemiasetal. Gugus hidroksil hemiasetal dapat bereaksi lebih jauh (dengan kondensasi) dengan gugus hidroksil dari alkohol menghasilkan acetal. Reaksi gugus karbonil ketosa hampir sama.

Bentuk hemiasetal dapat terjadi dalam gula molekul aldosa atau ketosa yang sama dimana karbonil fungsional bereaksi dengan salah satu gugus hidroksilnya. Hasilnya adalah enam-anggota cincin gula yang disebut piranosa. Dalam hal ini atom oksigen dari gugus hidroksil pada C-5 untuk bereaksi membentuk cincin, C-5 harus berotasi untuk membawa atom oksigennya ke atas/naik. Rotasi ini mem-bawa gugus hidroksimetil (C-6) ke posisi di atas cincin. Gambar cincin D-glukopiranosa di bawah ini menunjukkan proyeksi Haworth.

Gula dapat juga membentuk lima-anggota cincin yang disebut dengan furanosa, namun jarang terjadi. Ketika atom karbon dari gugus karbonil terlibat dalam formasi cincin, untuk menjadi hemiasetal (piranosa atau furanosa), ia menjadi kiral. Dengan gula-D konfigurasi yang memiliki gugus hidroksil di bawah cincin disebut dengan bentuk alpha.

Pembentukan Hemiasetal dan Hemiketal
Aldehid dan keton dapat bereaksi dengan alkohol membentuk hemiasetal dan hemiketal.

Hemiasetal dan hemiketal sikliks terbentuk jika gugus keton atau aldehid dan alkohol terbentuk dalam 1 molekul
Contoh : 4-Hidroksipentanal


Monosakarida mempunyai gugus karbonil (keton/aldehid) dan gugus hidroksil dalam tiap molekulnya. Oleh karena itu monosakarida dapat membentuk hemiasetal atau hemiketal sikliks.misalnya: glukosa dan fruktosa.

Pembentukan Cincin Piranosa


Pembentukan Cincin Furanosa





3.        Stereokimia Monosakarida
            Berdasarkan stereokimia, monosakarida terbagi menjadi beberapa golongan.Stereokimia adalah studi mengenai susunan spasial dari molekul. Salah satu bagian dari stereokimia adalah stereoisomer. Stereoisomer  mengandung   pengertian:
1)      memiliki kesamaan order dan jenis ikatan
      2)      memiliki perbedaan susunan spasial
      3)      memiliki perbedaan properti (sifat).

            Struktur glukosa atau karbohidrat yang lain dapat digambarkan dalam tiga bentuk stereokimia:
1)      Proyeksi Fischer (rantai lurus/linier)
      2)      Struktur Haworth (siklik/cincin sederhana)
      3)      konformasi kursi

Namun para kimiawan sering menggambarkan struktur monosakarida siklik menggunakan proyeksi Haworth bukan proyeksi Fischer.

Proyeksi Haworth dan Proyeksi Fischer



Proyeksi Haworth tidak menggambarkan yang sesungguhnya karena cincin piranosa yang sesungguhnya membentuk kursi seperti sikloheksana tidak datar. Meski demikian proyeksi ini digunakan secara luas.

Proyeksi Fischer ~> Proyeksi Haworth :
Gugus Hidroksil yang ada dikanan pada proyeksi Fischer digambarkan dibawah pada proyeksi Haworth dan sebaliknya. Untuk gula D gugus -CH2OH ujung selalu digambarkan diatas, gula L sebaliknya.




Enantiomer merupakan pasangan dari stereoisomer. Dalam hal ini terdapat aturan yaitu:
      1)      Diberi awalan D dan L
      2)      Keduanya merupakan gambar cermin yang tak mungkin saling tumpang tindih.

            Notasi D Vs L
            Notasi D dan L dilakukan karena adanya atom C dengan konfigurasi asimetris seperti       pada gliseraldehida.

   4.   Sifat Monosakarida
     a.    Reaksi dengan basa dan asam
Apabila glukosa dilarutkan ke dalam basa encer, beberapa jam kemudian dihasilkan campuran yang terdiri dari fruktosa, manosa, dan sebagian glukosa semula. Sedangkan, dalam basa encer, monosakarida sangat stabil, tetapi jika aldoheksosa dipanaskan dalam asam kuat, akan mengalami dehidrasi dan diperoleh bentuk hidroksimetil furtural. Dalam bentuk yang sama, pentose juga akan berubah menjadi bentuk furtural.
b.    Gula pereduksi
Sebagian karbohidrat  bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehida dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam. Gugus aldehida pada aldoheksosa mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat dalam pH netral oleh zat pengoksidasi atau enzim. Dalam zat pengoksidasi kuat, gugus aldehida dan gugus alkohol primer akan teroksidasi membentuk asam dikarboksilat atau asam ardalat. Gugus aldehida atau gugus keton monosakarida dapat direduksi secara secara kimia menjadi gula alkohol, misalnya D-sorbito yang berasal dari D-glukosa.
c.    Pembentukan glikosida
Monosakarida dapat membentuk glikosida dan asetal. Jika gugus hidroksil pada sebuah molekul gula bereaksi dengan hidroksil dari hemiasetal atau hemiaketal molekul gula yang lain, maka akan terbentuk glikosida yang disebut disakarida. Ikatan ini dinamakan ikatan glikosida yang berfungsi untuk menghubungkan sejumlah besar unit monosakarida menjadi polisakarida.
d.   Pembentukan ester
Semua monosakarida atau polisakarida dapat terasetilasi oleh asam asetat anhidrida yang berlebihan membentuk O-asetil-α-D-glukosa. Gugus asetil yang berikatan secara ester ini bisa dihidrolisis oleh asam atau basa. Sifat ini sering juga digunakan untuk penentuan struktur karbohidrat. Senyawa ester yang penting dalam dalam metabolisme adalah ester fosfat.
e.    Fenilosazon dan Osazon
Monosakarida dapat bereaksi dengan larutan fenil hidrazin dalam suasana asam pada suhu 100oC, membentuk ozazon. Senyawa ini tidak larut dalam air dan mudah mengkristal. Glukosa, fruktosa, dan manosa akan menghasilkan fenolsazon yang sama, selanjutnya, akan terbentuk asazon yang berwarna, mengkristal secara khas, dan dapat digunakan untuk menentukan jenis karbohidrat.
5.             Isomerisasi Monosakarida
Aldosa dan ketosa sederhana terdiri dari jumlah atom karbon yang sama merupakan isomer satu sama lain, karena itu, heksosa dan hexulosa keduanya memiliki rumus empiris yang sama C6H12O 6 dan dapat diinterkonversi dengan isomerisasi. Isomerisasi monosakarida melibatkan kedua gugus karbonil dan gugus hidroksil yang berdekatan. Dengan reaksi ini, satu aldosa berubah menjadi aldosa yang lain (dengan konfigurasi C-2 yang berlawanan) dan ketosa yang sesuai, sedangkan ketosa berubah menjadi dua aldosa yang sesuai. Oleh karena itu, dengan isomerisasi, D-glukosa, D-mannosa, dan D-fruktosa dapat diinterkonversi. Isomerisasi dapat dikatalisis dengan basa atau enzim.

6.      Monosakarida – Monosakarida Penting

Beberapa monosakarida penting bagi tubuh kita di antaranya adalah :
1)      D-gliseraldehid (karbohidrat paling sederhana)
Karbohidrat ini hanya memiliki 3 atom C (triosa), berupa aldehid (aldosa) sehingga dinamakan aldotriosa.


D-gliseraldehid (perhatikan bahwa gula ini hanya memiliki 3 atom C sehingga disebut paling sederhana)

2)      D-glukosa (karbohidrat terpenting dalam diet)
            Glukosa merupakan aldoheksosa, yang sering kita sebut sebagai dekstrosa, gula anggur ataupun gula darah. Gula ini terbanyak ditemukan di alam. Terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa.


D-glukosa (perhatikan bahwa glukosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)
Glukosa dijumpai di dalam aliran darah (disebut Kadar Gula Darah) dan berfungsi sebagai penyedia nergy bagi seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. Pada keadaan fisiologis Kadar Gula Darah sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah dapat meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada penderita Diabetes Mellitus.

3)      D-fruktosa (termanis dari semua gula)
Gula ini berbeda dengan gula yang lain karena merupakan ketoheksosa. Disebut juga gula buah ataupun levulosa. Merupakan jenis sakarida yang paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota bunga, madu dan hasil hidrolisa dari gula tebu. Di dalam tubuh fruktosa didapat dari hasil pemecahan sukrosa.


D-fruktosa (perhatikan bahwa fruktosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)

4)      D-galaktosa (bagian dari susu)
Gula ini tidak ditemukan tersendiri pada sistem biologis, namun merupakan bagian dari disakarida laktosa.


D-galaktosa (perhatikan bahwa galaktosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)


Perbedaan pokok antara D-glukosa dan D-galaktosa (perhatikan daerah berarsis lingkaran)

5)      D-ribosa (digunakan dalam pembentukan RNA)
Karena merupakan penyusun kerangka RNA maka ribosa penting artinya bagi genetika bukan merupakan sumber energi. Jika atom C nomor 2 dari ribosa kehilangan atom O, maka akan menjadi deoksiribosa yang merupakan penyusuna kerangka DNA.


D-ribosa (perhatikan gula ini memiliki 5 atom C)

 p      PERMASALAHAN
Apakah penyakit diadetes ada hubungannya dengan  struktur monosakarida ?



2 komentar:

  1. Assalamu,alaikum. saya Rani Khoiriyah dengan NIM RSA1C114002 akan mencoba menjawab permasalahan dari saudari aminah.

    Diabetes Mellitus (Kencing Manis)
    Penyakit ini berkaitan dengan gangguan metabolisme karbohidrat jenis glukosa, dikarenakan kurangnya hormon insulin. Insulin bertugas mengatur kemampuan glukosa untuk masuk ke dalam sel target dan sel umumnya. Bila terjadi defisiensi insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga konsentrasi glukosa tinggi diluar sel termasuk di dalam cairan darah. Glukosa tersebut kemudian dibuang melalui ginjal ke dalam urine sehingga urine mengandung glukosa (glukosaria).
    Diabetes mellitus atau biasa kita kenal kencing manis digolongkan sebagai gangguan metabolisme yang mengacu pada bagaimana cara tubuh kita mencerna makanan untuk energi dan pertumbuhan. Ketika makanan dicerna, glukosa membuat jalan ke dalam aliran darah. Sel-sel kita menggunakan glukosa untuk energi dan pertumbuhan. Namun, glukosa tidak bisa masuk ke sel tanpa hormone insulin. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Setelah makan, pankreas otomatis melepaskan insulin untuk memindahkan glukosa dalam darah kita ke dalam sel, dan menurunkan tingkat gula darah. Ini sekaligus menjawab kenapa orang yang menderita DM (Diabetes mellitus) umumnya disuntik insulin setiap hari!
    Seseorang dengan penyakit diabetes mellitus memiliki kondisi di mana jumlah glukosa dalam darah terlalu tinggi (hiperglikemia). Hal ini karena tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau bisa juga pankreas memang tidak memproduksi insulin (salah satunya karena kerusakan pankreas). Hal ini menyebabkan terlalu banyak glukosa dalam darah. kelebihan glukosa darah akhirnya menyebabkan glukosa lolos keluar dari tubuh dalam urin.

    Semoga membantu

    BalasHapus
  2. assalamualaikum wr wb

    nama saya Ririn Eka Yuliana dengan NIM RSA1C114012 ingin membantu menjawab permasalahan aminah, berdasarkan literatur penduduk yang mengkonsumsi serat rata-rata 6,5 gram per hari ditemukan penderita Diabetes sebanyak 3,6 %. Sedangkan penduduk yang makan serat rata-rata 24,8 gram per hari hanya ditemukan 0,05 % penderita. Oleh karena penyakit diabetes sering didapati bersamaan dengan terjadinya obesitas dan obesitas merupakan resam penyakit aterosklerosis, maka pengaturan konsumsi lemak dalam diit penderita perlu diatur secara seksama. Terganggunya penggunaan glukosa oleh tubuh pada penderita diabetes akan mendorong terjadinya proses penggunaan lemak sebagai sumber energi (lipolisis). Hal itu menyebabkan naiknya kandungan asam lemak bebas dalam darah. Biasanya asam lemak bebas itu dalam hati akan diubah secara bertahap menjadiasetil KoA. Akan tetapi pada penderita deabetes, karena kandungan asam lemak itu tidak semuanya diubah menjadi asetil KoA, tetapi sebagian menjadi asam asetoasetat yang kemidian menjadi zat keton. Naiknya konsentrasi zat keton dalam darah akan menyebabkan pH darah menjadi turun, dan akhirnya akan mengakibatkan terjadinya ketoasidosis pada penderita. Kandungan lemak dalam penderita diabetes yang dianjurkan berkisar antara 30% -40% kandungan kalori total. lemak yang digunakan haruslah dipilih dari jenis lemak tak jenuh dan kandungan kolesterol seminimal mungkin.

    Masyarakat indonesia mempunyai pola makanan yang berbeda dengan orang barat. Dimana masyarakat kita cenderung lebih banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak. Kebiasaan lain masih melekat dari masyarakat indonesia adalah kebiasaan ngemil, hal itu bukanlah jelek, tetapi akan mempengaruhi berat badannya.

    semoga dapat membantu :)

    BalasHapus