MONOSAKARIDA
1.
Pengertian Karbohidrat
Secara umum
definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon,
Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam
komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat
dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan
tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi
sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Pembentukan
karbohidrat di alam terjadi dalam tumbuh-tumbuhan dalam proses yang disebut
fotosintesis. Tumbuh-tumbuhan mengandung klorofil yang merupakan katalisator
untuk perubahan CO2 + H2O menjadi glukosa dengan adanya sinar matahari
Pada proses
fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan menyerap dan menggunakan enersi
matahari untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO2 dari udara dan
air(H2O) yang berasal dari tanah. Enersi kimia yang terbentuk akan disimpan di
dalam daun, batang, umbi, buah dan biji-bijian. Karbohidrat mempunyai rumus
umum (CH2O)n.
Secara biokimia, karbohidrat adalah
polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karena itu, karbohidrat merupakan suatu
polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa), atau
turunan senyawa-senyawa tersebut.
2.
Penggolongan Karbohidrat
Karbohidrat
dibagi menjadi beberapa kelas atau golongan sesuai dengan sifat-sifatnya
terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi menjadi tiga
kelas pokok:
1.Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat sederhana,
dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan
tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak
menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.
Gliseraldehida
dapat disebut aldotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus aldehida. Dihidroksiaseton
dinamakan ketotriosa karena terdiri atas
tiga atom karbon dan mempunyai gugus keton.
Monosakarida
yang terdiri atas empat atom karbon disebut tertosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah contoh
aldotetrosa dan eritrulosa adalah suatu ketotetrosa. Pentosa ialah
monosakarida yang mempunyai lima atomkarbon. Contoh pentose adalah ribose dan ribulosa.
Ø
a) Ciri – Ciri
Monosakarida
Ø Kristal
monosakarida tidak berwarna dan larut dalam air tetapi tidak larut dalam
pelarut non polar.
Ø
Umumnya monosakarida berasa manis.
Ø
Susunan atom pada monosakarida tidak bercabang.
Ø
Satu atom dari atom karbon membentuk ikatan ganda
dengan atom oksigen membentuk gugus karbonil.
Ø
Bila gugus karbonil ini membentuk pada ujung rantai
karbon, monosakarida ini memiliki aldehid sehingga disebut aldosa, dan apabila
gugus karbonil terbentuk pada atom karbon yang lain, monosakarida ini adalah
suatu keton dan disebut ketosa.
Ø
Diantara monosakarida glukosa (aldosa) dan fruktosa
(ketosa) adalah yang paling banyak terdapat dialam.
Ø
larutannya bersifat optis aktif.
Ø
larutan monosakarida yg baru dibuat mengalami
perubahan sudut putaran disebut mutarrotasi.
Ø
semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut
gula pereduksi
b) Macam
– Macam Monosakarida
Berikut macam-macam monosakarida : dengan ciri
utamanya memiliki jumlah atom C berbeda-beda :
1) Triosa (
C3) : Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
2) Tetrosa
(C4) : threosa, Eritrosa, xylulosa
3) Pentosa (C5)
: Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa
4) Hexosa (C6)
: Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa
5) Heptosa
(C7) : Sedoheptulosa
·
Aldosa (mis: Glukosa) memiliki gugus aldehid pada
salah satu ujungnya.
·
Ketosa (mis: Fruktosa) biasanya memiliki gugus keto
pada atom C2
c)
Bentuk Cincin Monosakarida
Gugus karbonil
aldehid bersifat reaktif dan dengan mudah mengalami nukleifilik yang diambil
oleh atom oksigen dari gugus hidroksil untuk menghasilkan hemiasetal. Gugus
hidroksil hemiasetal dapat bereaksi lebih jauh (dengan kondensasi) dengan gugus
hidroksil dari alkohol menghasilkan acetal. Reaksi gugus karbonil ketosa hampir
sama.
Bentuk
hemiasetal dapat terjadi dalam gula molekul aldosa atau ketosa yang sama dimana
karbonil fungsional bereaksi dengan salah satu gugus hidroksilnya. Hasilnya
adalah enam-anggota cincin gula yang disebut piranosa. Dalam hal ini
atom oksigen dari gugus hidroksil pada C-5 untuk bereaksi membentuk cincin, C-5
harus berotasi untuk membawa atom oksigennya ke atas/naik. Rotasi ini mem-bawa
gugus hidroksimetil (C-6) ke posisi di atas cincin. Gambar cincin
D-glukopiranosa di bawah ini menunjukkan proyeksi Haworth.
Gula dapat juga
membentuk lima-anggota cincin yang disebut dengan furanosa, namun jarang
terjadi. Ketika atom karbon dari gugus karbonil terlibat dalam formasi cincin,
untuk menjadi hemiasetal (piranosa atau furanosa), ia menjadi kiral. Dengan
gula-D konfigurasi yang memiliki gugus hidroksil di bawah cincin disebut dengan
bentuk alpha.
Pembentukan Hemiasetal dan Hemiketal
Aldehid dan keton dapat bereaksi dengan alkohol
membentuk hemiasetal dan hemiketal.
Hemiasetal dan hemiketal sikliks terbentuk jika gugus
keton atau aldehid dan alkohol terbentuk dalam 1 molekul
Contoh : 4-Hidroksipentanal
Monosakarida mempunyai gugus karbonil (keton/aldehid)
dan gugus hidroksil dalam tiap molekulnya. Oleh karena itu monosakarida dapat
membentuk hemiasetal atau hemiketal sikliks.misalnya: glukosa dan fruktosa.
Pembentukan Cincin Piranosa
Pembentukan Cincin Furanosa
3.
Stereokimia Monosakarida
Berdasarkan stereokimia, monosakarida terbagi menjadi
beberapa golongan.Stereokimia adalah studi mengenai susunan spasial dari
molekul. Salah satu bagian dari stereokimia adalah stereoisomer. Stereoisomer
mengandung pengertian:
1) memiliki
kesamaan order dan jenis ikatan
2) memiliki
perbedaan susunan spasial
3) memiliki
perbedaan properti (sifat).
Struktur glukosa atau karbohidrat yang lain dapat
digambarkan dalam tiga bentuk stereokimia:
1) Proyeksi
Fischer (rantai lurus/linier)
2) Struktur
Haworth (siklik/cincin sederhana)
3) konformasi
kursi
Namun para kimiawan sering menggambarkan struktur
monosakarida siklik menggunakan proyeksi Haworth bukan proyeksi Fischer.
Proyeksi Haworth dan Proyeksi Fischer
Proyeksi Haworth tidak menggambarkan yang sesungguhnya
karena cincin piranosa yang sesungguhnya membentuk kursi seperti sikloheksana
tidak datar. Meski demikian proyeksi ini digunakan secara luas.
Proyeksi Fischer ~> Proyeksi Haworth :
Gugus Hidroksil yang ada dikanan pada proyeksi Fischer
digambarkan dibawah pada proyeksi Haworth dan sebaliknya. Untuk gula D gugus
-CH2OH ujung selalu digambarkan diatas, gula L sebaliknya.
Enantiomer merupakan pasangan dari stereoisomer. Dalam
hal ini terdapat aturan yaitu:
1) Diberi
awalan D dan L
2) Keduanya
merupakan gambar cermin yang tak mungkin saling tumpang tindih.
Notasi D Vs
L
Notasi D dan
L dilakukan karena adanya atom C dengan konfigurasi asimetris seperti pada gliseraldehida.
4. Sifat
Monosakarida
a. Reaksi dengan basa dan asam
Apabila glukosa dilarutkan ke dalam basa encer,
beberapa jam kemudian dihasilkan campuran yang terdiri dari fruktosa, manosa,
dan sebagian glukosa semula. Sedangkan, dalam basa encer, monosakarida sangat
stabil, tetapi jika aldoheksosa dipanaskan dalam asam kuat, akan mengalami
dehidrasi dan diperoleh bentuk hidroksimetil furtural. Dalam bentuk yang sama,
pentose juga akan berubah menjadi bentuk furtural.
b.
Gula
pereduksi
Sebagian karbohidrat bersifat gula pereduksi.
Sifat gula pereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehida dan gugus keton yang
bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam. Gugus aldehida pada aldoheksosa
mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat dalam pH netral oleh zat
pengoksidasi atau enzim. Dalam zat pengoksidasi kuat, gugus aldehida dan gugus
alkohol primer akan teroksidasi membentuk asam dikarboksilat atau asam ardalat.
Gugus aldehida atau gugus keton monosakarida dapat direduksi secara secara
kimia menjadi gula alkohol, misalnya D-sorbito yang berasal dari D-glukosa.
c.
Pembentukan
glikosida
Monosakarida dapat membentuk glikosida dan asetal.
Jika gugus hidroksil pada sebuah molekul gula bereaksi dengan hidroksil dari
hemiasetal atau hemiaketal molekul gula yang lain, maka akan terbentuk glikosida
yang disebut disakarida. Ikatan ini dinamakan ikatan glikosida yang berfungsi
untuk menghubungkan sejumlah besar unit monosakarida menjadi polisakarida.
d.
Pembentukan
ester
Semua monosakarida atau polisakarida dapat
terasetilasi oleh asam asetat anhidrida yang berlebihan membentuk
O-asetil-α-D-glukosa. Gugus asetil yang berikatan secara ester ini bisa
dihidrolisis oleh asam atau basa. Sifat ini sering juga digunakan untuk penentuan
struktur karbohidrat. Senyawa ester yang penting dalam dalam metabolisme adalah
ester fosfat.
e.
Fenilosazon
dan Osazon
Monosakarida dapat bereaksi dengan larutan fenil
hidrazin dalam suasana asam pada suhu 100oC, membentuk ozazon.
Senyawa ini tidak larut dalam air dan mudah mengkristal. Glukosa, fruktosa, dan
manosa akan menghasilkan fenolsazon yang sama, selanjutnya, akan terbentuk
asazon yang berwarna, mengkristal secara khas, dan dapat digunakan untuk
menentukan jenis karbohidrat.
5.
Isomerisasi Monosakarida
Aldosa dan
ketosa sederhana terdiri dari jumlah atom karbon yang sama merupakan isomer
satu sama lain, karena itu, heksosa dan hexulosa keduanya memiliki rumus
empiris yang sama C6H12O 6 dan dapat
diinterkonversi dengan isomerisasi. Isomerisasi monosakarida melibatkan kedua
gugus karbonil dan gugus hidroksil yang berdekatan. Dengan reaksi ini, satu
aldosa berubah menjadi aldosa yang lain (dengan konfigurasi C-2 yang
berlawanan) dan ketosa yang sesuai, sedangkan ketosa berubah menjadi dua aldosa
yang sesuai. Oleh karena itu, dengan isomerisasi, D-glukosa, D-mannosa, dan
D-fruktosa dapat diinterkonversi. Isomerisasi dapat dikatalisis dengan basa
atau enzim.
6. Monosakarida
– Monosakarida Penting
Beberapa monosakarida penting bagi tubuh kita di
antaranya adalah :
1) D-gliseraldehid
(karbohidrat paling sederhana)
Karbohidrat ini hanya memiliki 3
atom C (triosa), berupa aldehid (aldosa) sehingga dinamakan aldotriosa.
D-gliseraldehid (perhatikan bahwa gula ini hanya
memiliki 3 atom C sehingga disebut paling sederhana)
2) D-glukosa
(karbohidrat terpenting dalam diet)
Glukosa merupakan aldoheksosa, yang sering kita sebut sebagai dekstrosa, gula
anggur ataupun gula darah. Gula ini terbanyak ditemukan di alam. Terutama pada
buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh
glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan
laktosa.
D-glukosa (perhatikan bahwa glukosa mengalami
siklisasi membentuk struktur cincin)
Glukosa dijumpai di dalam aliran
darah (disebut Kadar Gula Darah) dan berfungsi sebagai penyedia nergy bagi
seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. Pada keadaan fisiologis Kadar Gula Darah
sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah dapat meningkat melebihi normal disebut
hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada penderita Diabetes Mellitus.
3) D-fruktosa (termanis
dari semua gula)
Gula ini berbeda dengan gula yang
lain karena merupakan ketoheksosa. Disebut juga gula buah ataupun levulosa.
Merupakan jenis sakarida yang paling manis, banyak dijjumpai pada mahkota
bunga, madu dan hasil hidrolisa dari gula tebu. Di dalam tubuh fruktosa didapat
dari hasil pemecahan sukrosa.
D-fruktosa (perhatikan bahwa fruktosa mengalami
siklisasi membentuk struktur cincin)
4) D-galaktosa
(bagian dari susu)
Gula ini tidak ditemukan tersendiri
pada sistem biologis, namun merupakan bagian dari disakarida laktosa.
D-galaktosa (perhatikan bahwa
galaktosa mengalami siklisasi membentuk struktur cincin)
Perbedaan pokok antara D-glukosa dan D-galaktosa
(perhatikan daerah berarsis lingkaran)
5) D-ribosa
(digunakan dalam pembentukan RNA)
Karena merupakan penyusun kerangka
RNA maka ribosa penting artinya bagi genetika bukan merupakan sumber energi.
Jika atom C nomor 2 dari ribosa kehilangan atom O, maka akan menjadi
deoksiribosa yang merupakan penyusuna kerangka DNA.
D-ribosa (perhatikan gula ini memiliki 5 atom C)
p PERMASALAHAN
Apakah penyakit diadetes ada hubungannya dengan struktur monosakarida ?
Assalamu,alaikum. saya Rani Khoiriyah dengan NIM RSA1C114002 akan mencoba menjawab permasalahan dari saudari aminah.
BalasHapusDiabetes Mellitus (Kencing Manis)
Penyakit ini berkaitan dengan gangguan metabolisme karbohidrat jenis glukosa, dikarenakan kurangnya hormon insulin. Insulin bertugas mengatur kemampuan glukosa untuk masuk ke dalam sel target dan sel umumnya. Bila terjadi defisiensi insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga konsentrasi glukosa tinggi diluar sel termasuk di dalam cairan darah. Glukosa tersebut kemudian dibuang melalui ginjal ke dalam urine sehingga urine mengandung glukosa (glukosaria).
Diabetes mellitus atau biasa kita kenal kencing manis digolongkan sebagai gangguan metabolisme yang mengacu pada bagaimana cara tubuh kita mencerna makanan untuk energi dan pertumbuhan. Ketika makanan dicerna, glukosa membuat jalan ke dalam aliran darah. Sel-sel kita menggunakan glukosa untuk energi dan pertumbuhan. Namun, glukosa tidak bisa masuk ke sel tanpa hormone insulin. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Setelah makan, pankreas otomatis melepaskan insulin untuk memindahkan glukosa dalam darah kita ke dalam sel, dan menurunkan tingkat gula darah. Ini sekaligus menjawab kenapa orang yang menderita DM (Diabetes mellitus) umumnya disuntik insulin setiap hari!
Seseorang dengan penyakit diabetes mellitus memiliki kondisi di mana jumlah glukosa dalam darah terlalu tinggi (hiperglikemia). Hal ini karena tubuh tidak memproduksi cukup insulin atau bisa juga pankreas memang tidak memproduksi insulin (salah satunya karena kerusakan pankreas). Hal ini menyebabkan terlalu banyak glukosa dalam darah. kelebihan glukosa darah akhirnya menyebabkan glukosa lolos keluar dari tubuh dalam urin.
Semoga membantu
assalamualaikum wr wb
BalasHapusnama saya Ririn Eka Yuliana dengan NIM RSA1C114012 ingin membantu menjawab permasalahan aminah, berdasarkan literatur penduduk yang mengkonsumsi serat rata-rata 6,5 gram per hari ditemukan penderita Diabetes sebanyak 3,6 %. Sedangkan penduduk yang makan serat rata-rata 24,8 gram per hari hanya ditemukan 0,05 % penderita. Oleh karena penyakit diabetes sering didapati bersamaan dengan terjadinya obesitas dan obesitas merupakan resam penyakit aterosklerosis, maka pengaturan konsumsi lemak dalam diit penderita perlu diatur secara seksama. Terganggunya penggunaan glukosa oleh tubuh pada penderita diabetes akan mendorong terjadinya proses penggunaan lemak sebagai sumber energi (lipolisis). Hal itu menyebabkan naiknya kandungan asam lemak bebas dalam darah. Biasanya asam lemak bebas itu dalam hati akan diubah secara bertahap menjadiasetil KoA. Akan tetapi pada penderita deabetes, karena kandungan asam lemak itu tidak semuanya diubah menjadi asetil KoA, tetapi sebagian menjadi asam asetoasetat yang kemidian menjadi zat keton. Naiknya konsentrasi zat keton dalam darah akan menyebabkan pH darah menjadi turun, dan akhirnya akan mengakibatkan terjadinya ketoasidosis pada penderita. Kandungan lemak dalam penderita diabetes yang dianjurkan berkisar antara 30% -40% kandungan kalori total. lemak yang digunakan haruslah dipilih dari jenis lemak tak jenuh dan kandungan kolesterol seminimal mungkin.
Masyarakat indonesia mempunyai pola makanan yang berbeda dengan orang barat. Dimana masyarakat kita cenderung lebih banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan lemak. Kebiasaan lain masih melekat dari masyarakat indonesia adalah kebiasaan ngemil, hal itu bukanlah jelek, tetapi akan mempengaruhi berat badannya.
semoga dapat membantu :)